Jumat, 25 Maret 2016

Hidup Harus Sesadar Seorang Penyelam

   Hidup itu bagai lautan dalam yang sangat luas. Jika Anda ingin menyelaminya dan menikmati keindahan yang ada didalamnya, Anda harus mempersiapkan persiapan yang matang. Jika seorang penyelam saja begitu sadar mempersiapkan segalanya sebelum ia terjun menyelami indahnya lautan dari menyiapkan tabung gas sebagai alat pembantu pernapasannya, juga baju renang elastis untuk memudahkan pergerakannya saat berenang, dan sepatu katak untuk memudahkan mobilitasnya. Maka tentu sebagai seorang muslim, kita harus lebih siap lagi dari seorang penyelam untuk bisa selamat menyelami kehidupan ini.

  Yang kita persiapkan adalah kesadaran, yah, sebuah kesadaran yang akan membedakan kita dengan seseorang yang lagi tenggelam. Kesadaran akan menjadikan kita seseorang yang lebih peka terhadap apa yang terjadi, membuat kita lebih berfikir cerdas dari yang lain, dan tentunya kesadaran akan menjadi hijab antara kita dengan kesalahan yang memang harus kita hindari. (

  Alkisah, seekor harimau berburu ke sebuah lembah yang dipenuhi zebra. Ketika singa itu sudah sampai dan terlihat oleh buruannya, semua zebra pun berlari menjauh kecuali seekor saja. Zebra yang satu ini tetap berdiri tegap, bahkan ia malah maju ke arah singa. Heranya, singa itu malah menghindar lari. Melihat sang pemburu mundur, si zebra merasa bahwa ia telah menakuti singa itu. Semakin zebra maju, semakin mundur pulalah sang singa. Sampai zebra itu mempercepat langkahnya, bahkan ia berlari ke arah singa dan singa pun lari menghindar. 

    Akhirnya aksi kejar-kejaran terjadi, bukan singa yang mengerjar zebra, tapi malah zebra yang mengejar singa. Kejadian itu terus berlanjut dari satu lembah ke lembah yang lainnya, hingga zebra itu tiba-tiba terkejut dan baru menyadari bahwa ternyata dia telah berada diantara kawanan harimau. Tak ayal, kawanan singa itu segera menghujam ke arah zebra yang malang itu, "eittssss.... aku tahu aku akan segera menjadi mayat! Namun sebelum itu terjadi, bolehkah aku bertnya, singa yang ku kejar-kejar tadi kenpa dia tidak menerkamku?" tanya zebra ingin menghilangkan rasa penasarannya sebelum ia mati.

  kawanan singa tertawa mendengar pertanyaan si zebra yang malang, lalu salah satu diantara mereka menjawab," aku taruhan bersama teman-teman singaku yang lain untuk mendatangkan makan  siang hari ini kehadapan mereka secara Deliveri." 

  Singa tetaplah singa, dan zebra tetaplah zebra
   
#...#...#
   Kira-kira begitulah yang terjadi kepada orang yang hilang kesadaran dirinya, ia baru akan tersadar sesaat sebelum kehancuran akan mendatanginya. Tak beda jauh dengan seorang yang bermimpi -apalagi kalau mimpinya indah- ia akan terus terbawa mimpinya dan menganggapnya itu terjadi di dunia sadarnya, akan tetapi ketika ia sudah terbangun ia akan berkata,"Ohh... ternyata cuman mimpi."

  Kembali ke awal, saya inigin katakan kembali lagi bahwa kesadaran adalah kunci utama untuk dapat membuka pintu-pintu yang membawa kepada keselamatan di dunia maupun di akhirat. Bayangkan saja, banyak manusia pada hari akhir nanti -terutama orang-orang kafir- akan merasa sangat menyesal dengan kehidupan yang mereka sudah lalui di dunia, mereka berharap atau lebih tepat kita katakan "Berangan-angan" untuk diciptakan sebagai tanah saja, bukan sebagai manusia yang pada akhirnya akan disiksa kelak atas ketidak mauan mereka untuk sadar; sadar bahwa mereka diciptakan untuk menjadi hampa Sang pencipta. 

   (inspirasi dari buku 'Jalan Cinta Para pejuang' karya Salim A. Fillah)
     









Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: