Kamis, 14 April 2016

Kenapa Aku Tidak Bisa Melompat Lebih Tinggi?

Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia bertanya,

“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,

“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…

Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita.

#dari sebelah

Jumat, 08 April 2016

Memilih Penjual Parfum atau Pandai Besi?

Islam sebagai agama yang sempurna, tentu telah mengatur segala hal dalam kehidupan para pengikutnya, termasuk bagaimana seorang muslim memilih teman atau sahabat. Islam menganjurkan untuk memilih teman yang baik prilakunya, baik cara berinteraksinya dan tentu yang menajuhkan dirinya dari perbuatan-perbuatan haram. 

Mengapa Agama yang mulia ini begitu memperhatikan masalah ini? Jawabannya adalah karena manusia itu cenderung menyesuaikan diri terhadap apa yang ada disekitarnya. Makanya tak heran kalau orang yang berteman dengan orang yang buruk lambat laun akan ikut terbawa oleh keburukan temannya. Begitu juga sebaliknya. 

Rasulullah -Shallallahu alaihi wasallam- sendiri telah mewanti-wanti kepada seluruh ummatnya agar berhati-hati dalam memilih kawan, sebab "agama seseorang itu" kata Rasulullah, "tergantung agama temannya, maka hendaknya salah seorang diantara kalian memperhatikan siapa yang ia jadikan teman." Dan banyak lagi riwayat yang menerangkan kepada kita begitu pentingnya bersikap cermat dalam berteman sebelum apa yang terjadi terhadap pemuda dalam kisah berikut ini juga menimpa kita... 

Dikisahkan bahwa ada sekelompok pemuda yang selalu berkumpul untuk melakukan perbuatan jahat, fasik, dan kemaksiatan. Sungguh mereka telah terbiasa melakukan berbagai kemungkaran seperti zina, minum miras, memakai obat-obatan dan berbagai keburukan lainnya. 

Dengan idzin Allah, salah seorang diantara mereka ada yang terketuk hatinya untuk bertaubat dan kembali ke jalan Rabnya dengan menjaga shalatnya serta selalu berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosanya. 

Suatu hari, ia memantapkan hatinya untuk menemui kawan-kawan lamanya dan mengajak mereka untuk bertaubat serta mengingatkan mereka akan adzab Allah yang begitu pedih. Dia berusaha menjelaskan kepada temannya bahwa kesenangan yang sering mereka kejar nikmatnya hanyalah sementara, sedang siksaan pedih di hari akhir sedang menanti. Iapun sangat berharap agar ada salah seorang diantara mereka yang bertaubat melalui tangannya.

Namun setelah teman-temannya tau tentang kabar dirinya yang telah bertaubat, ternyata mereka malah marah besar. Bahkan mereka bertekat takkan  bertaubat dan akan terus mengerjakan keburukan yang sudah menjadi rutinitas pemuda-pemuda itu.

Pemuda itupun sangat sedih melihat kondisi teman-temannya. Dengan kepala tertunduk ia keluar setelah mendengar penolahakan dari teman-temannya. Adapun kawan-kawannya, setelah ia keluar, ternyata mereka malah memikirkan cara agar bagaimana temanya yang telah taubat tadi, bisa kembali ikut bersama mereka dalam kemungkaran. Sungguh setan telah membutakan hati mereka dan memalingkan mereka dari cahaya iman.

Setelah berlalu beberapa hari dari pertemuan itu, hape si pemuda yang telah kembali merasakan manisnya iman terdengar berdering. Setelah ia angkat, ternyata salah seorang kawan lamanya yang menelpon.

 "Halo.... Bagaimana kabarmu?" kata temannya mengawali percakapan. 
Sebenatrnya ia tak mau menjawab telepon dari temannya itu setelah mereka menolak ajakannya kemarin. Namun karna ia penasaran apa gerangan yang membuat temannya  menelpon, akhirnya ia jawab:

"Alhamdulillah, Baik"

"Maaf, kami betul betul minta maaf atas apa yang telah kami katakan kepadamu. Setelah kami merenungkan apa yang kau sampaikan kemarin, rasanya kami ingin bertaubat dengan penuh ikhlas. Dan kami juga ingin mengajakmu bersafar bersama kami karna selah seorang teman kita ada yang ingin membeli mobil di negara tetangga. Lagian, keberadaanmu bersama kami akan menjauhkan kami dari mengulangi perbuatan mungkar yang sudah terbiasa kami lakukan. Kamu juga bisa senantiasa menasehati kami untuk selalu mengingat Allah... Pokoknya keberadaanmu bersama kami pasti sangat membantu!"

Sahabat kita yang satu ini sangat senang mendengar kabar bahwa kawan-kawanya juga telah bertaubat. Tapi sayang, ia sama sekali tidak tau tentang niat jahat mereka.

"Oke... saya siap ikut bersama kalian," Jawabnya mantap  "Tapi... kapan kita akan berangkat?" 

"Dalam waktu yang dekat..." Jawab temannya mengakhiri perbincangan mereka. 

Tibalah hari yang telah mereka sepakati. Sahabat kita yang sedang ditipu ini bersiap untuk pergi ke negara tujuan. Setelah tiba disana, teman-temanya menyewakan apatemen lalu mereka menyuruhnya untuk beristirahat disitu, adapun kawan-kawannya, mereka berkata bahwa ada beberapa keperluan yang akan mereka urus terlebih dahulu. Duduklah sahabat yang lugu ini di apartemen itu sendirian.

Di tempat lain, ternyata kawan-kawnanya malah pergi ke penginapan yang telah mereka sewa lebih awal. Disana, hampir segalah kemakisatan kembali mereka kerjakan. Setelah mereka sedikit merasa puas dengan kemaksiatan itu, dipanggillah salahseorang wanita panggilan lalu kemudian mereka suruh ke apartemen yang ditempati teman mereka yang lagi sendirian. Perempuan itu juga telah mereka iming-imingi imbalan yang besar jika ia mampu menggoda sahabat mereka itu.

Lihatlah bagaimana setan telah menjadikan indah segala kemaksiatan di mata mereka... Lihatlah bagaimana seten telah memalingkan mereka dari cahaya keimanan sehingga mereka sendiri tega menjerumuskan teman mereka -yang menginginkan kebaikan terhadap diri mereka- untuk kembali kepada keburukan.

Mereka pun pergi ke apartemen itu. setelah sampai, mereka memasukkan perempuan yang tadi mereka sewa dengan segala riasannya yang begitu menggoda, lalu ,mereka mengunci pintunya.

Dia (perempuan jalang) mulai merayunya untuk menenggak miras, lalu saat pemuda baik itu mabuk, jatuhlah ia kedalam kemaksiatan besar (zina) bersama perempuan suruhan kawan-kawannya. La hawla wala kuwwata illa billah.

Keesokan harinya, setelah semuanya terjadi, setan-setan dalam bentuk manusai ini menelpon wanita surhan mereka untuk mengetahui kabar temannya. Dan alangkah senangnya mereka ketika wanita itu berkata bahwa apa rencana mereka berhasil dan sahabat mereka sekarang sedang terlelap tidur.

Orang-orang bejat ini segera bergegas menuju apartemen temannya dengan perasaan yang begitu senang, bagiamana tidak, mereka telah berhasil untuk membawa teman mereka kembali kepada kemaksiatan dan zina...  Setelah tiba di apartemen, mereka segera masuk kedalam kamar ingin mengejek dan mempermalukan temannya itu. Sambil tertawa mereka mencoba membangunkannya, namun ia sama sekali tidak bergerak. Melihat itu, mereka pun menyibak selimut tidurnya dan ah.. ternyata ia sama sekali tidak berpakaian lagi. Tambahlah suara tawa mereka menjadi semakin keras. Namun semuanya berubah ketika sesaat kemudian mereka baru menyadari bahwa teman mereka yang malang ini telah MATI... Ya. dia telah  MATI.

Lihatlah betapa buruk akhir hidup saudara kita yang satu ini... Lihatlah perbuatan buruk teman-temannya yang telah menenggelamkannya kedasar keburukan.. sungguh mereka telah membawanya dari jalan kebaikan menuju kebinasaan.

"Permisalah teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi dapat memberimu minyak wangi atau kamu bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engakau tetap mendapan bau harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapat bau asap yang kurang sedap." HR. Bukhari dan Muslim.


"Sahabat yang buruk itu seperti nyamuk yang akan menghisap darahmu tanpa engkau ketahui, dan kamu baru merasa sakit setelah ia menghisap darahmu."




Sabtu, 02 April 2016

Hati isi iman bertabur takwa

Ini bukan roti yang isinya keju plus coklat lalu ditaburi kacang renyah nan gurih. Ini adalah hati yang nikmatnya tak berujung jika isinya iman dan takwa.

Jumat, 01 April 2016

Kisah: Sepotong Senyum dan Secangkir Teh

Seorang Guru di Jeddah berkisah: Hari itu saya sedang duduk di ruangan guru sambil asyik menyeruput secangkir teh. Tiba-tiba terdengar suara lonceng yang dibunyikan oleh Kepala Sekolah dengan sangat keras, itu menandakan kami -para guru- harus segera bergegas menuju ruangan tempat kami mengajar. Padahal  teh yang baru saja ingin kunikmati masih sangat panas, untung juga saat itu ada seorang  OB (Office Boy) -berkewarga negaraan Filipin- yang sedang lewat, maka dengan wajah yang ku sunggingkan, keberikan segelas teh itu padanya.

Keesokan harinya, OB itu mendatangiku sambil berujar bahwa dia sangat heran melihat pertama kalinya ada seorang guru yang memandangnya dengan senyuman, bahkan memberikannya segelas teh. "Seperti ada yang aneh," katanya.

  Aku berkata dengan malu: "Aku ingin memuliakanmu karena kami adalah Muslim dan beginilah akhlak kami." 
Dia berkata: "Aku bekerja disini sudah hampir dua tahun, namun tak pernah kudapati ada diantara kalian yang berbicara kepadaku walau sepatah kata pun!" Kemuadian ia kembali iberkata," Sebenarnya aku membawa Ijazah Magisterku di bidang Sains, namun karna aku sama sekali tidak memiliki apa-apa dan aku sangat memerlukan pekerjaan akhirnya aku rela menerima perkerjaan ini."

   Tentu saya tidak serta merta percaya dengan apa yang ia katakan mengenai ijazahnya, makanya ku undang ia kerumah agar aku bisa mengetesnya. Aku memiliki seorang anak yang sudah kuliah yang kebetulan mengambil jurusan yang berkenna dengan Sains, maka ku suruh ia bertanya kepada OB itu -tentunya dengan berbahas ingris- dan hasilnya dia mampu menjawab pertanyaan putriku dengan sangat fasih dan benar. 

   Begitulah awal perkenalan kami...

 Setiap hari jumat ia datang berkunjung kerumahku,lalu kemudian dia mengutarakan keinginannya untuk memeluk islam. Bhakan dia dapat meyakinkan 20 rekannya yang lain untuk ikut masuk islam. Apa sebabnya? Hanya sepotong senyum dan secangkir teh. 
"Janganlah kamu memandang remeh apapun dari kebaikan, meski kamu hanya bertemu dengan saudaramu dengan wajah tersenyum." 
Begitulah ungkapan dari Baginda Muhammad shallahu alaihi wa sallam yang menganjurkan kita untuk selalu tersenyum kepada saudara kita. Sebuah kebaikan yang mungkin kita anggap enteng dan kita remehkan namun dampaknya sungguh luar biasa. 


  •   Ketika langit suram tak berwarna, maka tersenyumlah kara wajah yang kecut hanya akan menambah gelapnya mendung.