Selasa, 09 Februari 2016

Kejahataan Mewarnai Negriku

   Ada satu hal yang tak banyak diperhatikan orang dalam dunia pemberitaan tanah air. Mungkin hal tersebut terjadi lantaran kurang perhatiannya masyarkat kita akan hal ini. Saya yakin kebanyakan dari kita setiap harinya menyiamak berita yang tersaji di media elektronik maupun media cetak. Kalau kita perhatikan, rata-rata berita yang disajikan oleh media-media mainstream ternyata lebih banyak tantang kejahatan.

   Apakah ini disengaja atau tidak? Tentunya ini adalah sebuah kesengajaan. Menjadikan kejahatan sebagai topik yang banyak diberitakan adalah sebuah langkah yang heboh untuk menarik minat masyarakat agar mengkonsumsi berita tersebut. Mungkin dalam masalah topik pemberitaan, "kejahata" menempati rangking awal untuk berita ter-favorit. Dan tentunya ini akan menjadi pundi-pundi materi untuk para pengelola media.

    Adapun dampak yang terjadi akibat berlangusngnya hal ini dalam waktu yang lama, tentunya akan berdampak pada masyarakat sendiri. Lambat laun mereka akan kebal dan kurang respect lagi terhadap pelbagai tindak kejahatan yang terjadi di sekitar mereka. 

   Kadang-kadang saya geleng-geleng kepala meliahat para aparat yang malah meminta tersangka pencurian untuk mempraktekkan trik yang mereka gunakan dalam setiap aksinya. Mungkin tidak ada salahnya kalau si tersangka mempraktekkannya di depan para polisi saja, tapi kalau sampai hal itu delakukan  dididepan para wartawan, maka sudah dipastikan bahwa banyak orang yang akan melihat trik itu dan bisa saja meraka malah mempraktekkannya.
   
   Bagaimana jadinya ketika setiap aksi kejahatan dipublikasikan ke masyarakat luas, kemudian diantara mereka malah menjadikan berita tersebut sebagai panduan atau tambahan ilmu untuk melakukan aksi yang sama? Bukankah hal itu  malah menjadikan kriminalitas di tanah air ini semakin runyam?

    DItambah acara berita yang tersiar belakangan ini, lebih sering condong memberitakan kepentingan perorangan dan terlihat sudah tak objektif lagi. Ibaratnya, "siapa yang pegang modal,dia yang bisa berbicara sepuasnya." Semua orang yang berkepentingan bisa saja dengan mudah memberitakan sesuatu sesuai kehendaknya.

   Sebenarnya banyak hal yang mesti kita rubah dari sajian berita yang sejatinya lebih banyak mendatangkan keburukan ketimbang sebuah kemaslahatan. Terlebih lagi ketika seolah-olah islam dalam dunia berita selalu dikambing hitamkan. akibatnya, terbentuk pola pikir ditangah masyarakat yang  tak suka dengan kelompok yang telah diberiatakan secara miring oleh media. Oleh media, orang-orang yang berjenggot, celana diatas mata kaki, dan muslimah yang bercadar tak jarang diidentikkan dengan kelompok teroris. Padahal mereka inilah orang yang dekat dengan islam dan islam sangat berlepas diri dari hal-hal yang berbau teror. 

   Mari menjadi orang yang pintar dalam mengkonsumsi berita. Berita ibarat makanan yang tak semuanya baik untuk dimakan, ada saja dinataranya yang mengandung racun atau hal yang tak baik buat badan.

    
Comments
13 Comments

13 komentar:

Ken Patih Adichandra mengatakan...

Menarik sekali bang. Pemberitaan trik kejahatan = menginspirasi orang untuk berbuat jahat. Grear! :D

Ken Patih Adichandra mengatakan...

Menarik sekali bang. Pemberitaan trik kejahatan = menginspirasi orang untuk berbuat jahat. Grear! :D

Unknown mengatakan...

Terimakasih... semoga bermanfaat.

Unknown mengatakan...

Kerennnn...analisa dan sudut pandang yg tajam.....tak banyak orang yg sadar...

Unknown mengatakan...

Kerennnn...analisa dan sudut pandang yg tajam.....tak banyak orang yg sadar...

Helen Widaya mengatakan...

Betul banget, Mas..sekarang ini kita harus pinter2 membaca berita dibalik berita..

Unknown mengatakan...

"Oleh media, orang-orang yang berjenggot, celana diatas mata kaki, dan muslimah yang bercadar tak jarang diidentikkan dengan kelompok teroris. Padahal mereka inilah orang yang dekat dengan islam "

Peenyataan di atas malah menimbulkan kerancuan, yang saya tangkap orang yg bercadar, berjenggotg, bercelana diatas mata kaki sangat dekat dengan islam, begitu mas?
Padahal setahu saya dinegrinya Arab, tidak semua pengguna cadar,dll itu beragama islam. Banyak juga yang non islam menggunakan seperti itu, dengan tujuan terhindar dari panas atau kejahatan. Konon katanya kejahatan disana sangat tinggi.

Industri pertelevisian sekarang memang sudah terkapitalisasi. Rating tetap menjadi Tuhan mereka. Kalau nggak mengejar rating ya siap2 saja gulung tikar. Yang membiayai mereka kan para pihak sponsor, jadi kalau tidak menggunakan siasat2, sponsor akan hengkang.

Unknown mengatakan...

Sungkem, kalau komennya kayak volume balok, panjang kali lebar kali tinggi, ahahay

Unknown mengatakan...

Wah mantap komenya mbak..

Tapi ada hal yang perlu saya garis bawahi disini. Mbak bilang dinegri arab ada yang menggunakan cadar hanya untuk menghindari panas saja.Negri arab banyak mbak, arab yang mana dulu? Terus, terlepas dari niat mereka yang hanya menghindari panas, perlu kita ketahui bahwa CADAR dan JILBAB LEBAR adalah murni ajaran islam. Dalil-dalilnya pun lengkap dari Al quran dan sunnah. Sangat keliru kalau cadar malah dianggap budaya arab, padahal di zaman jahiliyah dulu, perempuan arab malah memakai pakaian yang tidak tertutup.

Unknown mengatakan...

Kalau masalah cadar sama jilbab lebar, wah urusannya bisa lebar kemana-mana nih mas. Itu juga bukan ranah saya, untuk memberi komentar yang harus berdasarkan Al-qur'an sama sunnah, ilmu saya masih cetek.

Yang saya pelajari dari guru2 yg mengampu saya ketika ngaji waktu jaman ingusan : disuruh menutup aurat. Nah kajian batas aurat ini sangat beranekaragam, beda madhab beda juga pendapatnya. Menutup aurat ajaran islam, tapi kalau cadar sama saya tidak berani memberi statemen. Karena islam itu bersahabat dengan kultur budaya di daerahnya setempat, asal tidak mengubah nilai2 dasarnya.

Ah, mbleber kemana-mana kan jadinya. *emoticon smile* :))))

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah klw masalah cadat kami sudah pelajari di jurusan kami. Yang kami ketahui, ulama' seluruhnya sepakat bahwa cadar itu adalah ajaran islam. Adapaun tentang hukumnya disinilah para ulama berbeda pendapat,Ada yg mengatakan sunnah ada juga yang mengatakan wajib. Namun, tidak kami ketahui satu ulama' pun yg mengatakan cadar adalah BUDAYA. istri Rasulullah pun bercadar.

Mohon didalami lagi. Takutnya mbak malah menganggap cadar bukan ajaran islam padahal jelas cadar itu termasuk dari syariat islam.

Unknown mengatakan...

Bukan saya tidak mengakui ajaran cadar tersebut. Tapi saya mengambil sampel di negeri timur sama yang memang mayoritas penduduknya menggunakan cadar. Allah memerintahkan sesuatu (seperti bercadar) pasti kan karena ada sesuatu, barangkali karena budaya kekerasan dan kriminal zaman dulu sangat tinggi (sampai sekarang pun masih tinggi si ya).

Oke terimakasih infonya. Poinnya cadar sunah atau wajib, semua tergantung madhab yang dianut. Melakukan kebaikan sesama ciptaan Tuhan lebih baik kan, daripada berdebat kusir soal cadar seperti ini. Heuheu :))))

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah klw kita sepakat.

Adapun perintah yg Allah berikan kpd hamba-Nya, hampir secara umum adalah untuk sebuah penghambaan.

Terimakasih ;)