Sabtu, 19 Maret 2016

Antara jati diri dan harga diri

    Pergolakan zaman tak jarang membawa arus yang berdampak buruk. Ketika zaman terus berputar maka arusnya selalu menghanyutkan. Cobalah perhatikan betapa banyaknya manusia yang sadar atau tidak, mereka telah hanyut dengan arus menghanyutkan ini. Kehilangan jati diri sekaligus harga diri.

   Sekarang adalah zamannya modernisasi, dari hal kecil sampai hal yang besar banget semuanya tak luput dimodernisasikan. Bahkan agama sekalipun. Kalau dulu kita cuman tau model jilbab yang sederhana saja; tanpa pernik tanpa hiasan, maka zaman ini itu semua sudah berubah. Model jilbab dari hari ke hari semakin bertambah; ada yang melilit-lilit bak ular piton, ada yang terlihat kaya pot ada bunganya, atau model-model lainnya yang sama anehnya.

    Itulah sedikit gambaran tentang agama yang ikut di modernkan. Kata mereka sih, "biar islam gak ketinggalan jaman." Hehehehe.... tanpa anda rubah pun islam akan selalu sesuai dengan zaman.

   Kalau sedikit kita telisik tentang jati diri dan harga diri anak muda zaman sekarang, kita akan dapati mereka dalam keadaan mabuk -maaf, yang saya anggap mabuk disini bukan kerana minuman, akan tetapi mabuk krn akal mereka kacau tak bisa berfikir jernih. Semua tren yang diimpor dari Dunia Barat tak ada satupun yang luput untuk mereka santap, semuanya dilahap habis. Sampai hal yang merusakkan harga diri dan jati diri sekalipun tak menjadi masalah bagi mereka untuk tetap diikuti. "Yang penting keren dan sesuai tren," mungkin begitu pikir mereka.

    Kalau ada tren yang lagi laku, meski itu dibuat oleh sekumpulan orang konyol, ada saja yang tak mau ketinggalan untuk ambil bagian. Akhirnya apa? Harga diri rusak dan jati diri hilang entah kemana.

   Sekarang ada tren anak muda yang menurut saya konyol stadium 4. Kalau Anda punya instagram atau facebook, mungkin Anda pernah melihat sekumpulan remaja dan remaji yang melakukan hal konyol di zebra cros (tanda penyebrangan). Mereka mengambil foto dengan gaya yang berbeda-beda; dari gaya jinni o jinni, tiduran, bahkan sampai gaya orang shalat. Parahnya, mereka melakukan itu semua tatkala lampu merah sedang menyala dan para pengendara berhenti. Tanpa rasa malu atau canggung sedikitpun anak-anak muda yang kehilangan jati diri ini melakukan itu semua didapan khalayak ramai.

    Saya sempat berfikir, bagaimana mungkin seseorang melakukan utu semua dengan keadaan sadar tapi tak malu sedikitpun? Tapi kemudian mulai mengambil kesimpulan bahwa mereka sebenarnya tanpa sadar sedang terjangkit arus zaman. Arus yang membuat seseorang kehilangan jati diri dan harga diri.

   #Semoga generasi selanjutnya tak menjadi budak jaman yang akibatnya jadi alay tingkat akut.
  

  
  

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: