Senin, 29 Februari 2016

Bagai mencampur Garam dengan Karamel

   Sengaja saya berikan judul tulisan  ini dengan ungkapan diatas, sebagai gambaran betapa tidak nyambungnya tugas ODOP pekan ini.
Bang Syaiha, selaku mentor dalam kegiatan kami ini menugaskan para ODOPer agar menggabungkan empat kata yang sama sekali tak ada hubungannya dalam satu tulisan; Presiden, kopi, flashdisk dan burung.

    Coba banyangkan rasa karamel yang dicampur garam, atau kopi yang dicampur dengan teh lalu ditambahkan garam, pasti takkan enak bukan? Begitulah yang akan terjadi pada tulisan saya yang satu ini. Entah bagaimana bisa empat kalimat itu akan menjadi sebuah tulisan yang enak dibaca.

     Pertama Presiden. Kalau ingin digabungkan dengan kata kopi, maka mungkin kalimat yang akan tersusun menjadi, "Presiden beralih menjadi menjual kopi gara-gara tak berhasil mengurus negara?" Apa yang Anda pikirkan dengan kalimat diatas? Nyambung, kan?

    Kemudian kalimat diatas disisipkan kata "Flashdisk", hasilnya adalah: "Presiden beralih menjadi menjual kopi gara-gara tak berhasil mengurus negara. Namun ternyata profesi tersebut tak mudah bagi beliau, terlebih sekarang tersebar berita tentang matinya Mirna setelah meminum kopi yang ada racun sianida-nya. Setelah mengurungkan niat untuk menjual kopi, Beliau mulai berfikir untuk mendirikan pabrik flashdisk yang nantinya akan dipasarkan keluar negri. Namun sayang... setelah melihat dompet, ternyata modal tak kesampaian.

   Tambah nyambung, kan?

Kata terakhir, burung. Hhmmm... kira-kira apa yang akan terjadi pada Bapak presiden yang malang ini? Begini cerita utuhnya, " "Presiden beralih menjadi penjual kopi gara-gara tak berhasil mengurus negara. Namun ternyata profesi tersebut tak mudah bagi beliau, terlebih sekarang tersebar berita tentang matinya Mirna setelah meminum kopi yang ada racun sianida-nya. Setelah mengurungkan niat untuk menjual kopi , Beliau mulai berfikir untuk mendirikan pabrik flashdisk yang nantinya akan dipasarkan keluar negri. Namun sayang... setelah melihat dompet, ternyata modal tak kesampaian. meminta saran dari tukang kebun, Pak jaka yang mantan presiden ini memutuskan untuk beternak burung puyu. Diprediksi oleh tukang kebun tadi, sekarang rating telur puyu lagi naik dikalangan masyarakat bawah. Sehingga, dipastikan Pak Jaka bakalan sukses dalam karir yang satu ini.

   Walhasil, jadilah cerita diatas menjadi tulisan yang terasa manis namun asin. Kalau tidak nyambung, mohon dipahami saja. Sejak awal pun pikiran saya sudah tidak nyambung.

Menulislah! Maka Engkau akan Abadi

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, namun satu tulisan bisa menembus jutaan kepala," Sayyid Kutub.

   Ungkapan yang indah dari salah seorang ulama' masa kini yang begitu menginspirasi. Benar saja, dengan tulisan, akan banyak kepala-kepala yang dapat tertembus dengan apa yang dikandungnya. Dan dengan tulisan pula, akan merubah banyak pola pikir manusia, menjadikan wawasan mereka bertambah, lebih luas dan lebih sehat.

     Mungkin hal ini adalah salahsatu sebab yang menumbuhkan niat saya untuk ikut ambil bagian dengan menuangkan sedikit ide atau ilmu diatas kertas.
Karena menuliskannya, ilmu itu akan lebih awet dan dapat dinikmati banyak orang. Bahkan dari masa ke masa, tulisan itu bisa utuh menjadi sebuah hal yang berharga untuk diwariskan.

     Disamping itu semua, menulis juga adalah bagian dari jihad yang telah dikobarkan oleh para Ulama' islam semenjak dahulu kala. Mereka menenun ilmu-ilmu yang berserakan tak teratur dalam sebuah buku yang -sekarang-menjadi telaga pemuas dahaga bagi para penuntut ilmu.

   Semua ini adalah alasan yang membuat saya mencoba dan terus mencoba agar apa yang diri ini tuliskan, dapat menjadi bagian dari dakwah dan sekaligus jihad yang harus tetap berlanjut.

Dengan niat yang satu, kami mulai dari satu langkah untuk lebih dekat dengan ridha-Nya.

#Menulis untuk dunia dan akhirat.

Meng-update Hidup dengan Taubat

  Jika anda terlanjur dipandang "buruk" oleh sebagian manusia atau bahkan seluruh manusia, maka janganlah bersedih...
   Ketahuilah! Allah Ta'ala tak pernah bosan menerima taubat seorang hamba. Dia tak pernah menutup pintu taubat-Nya, selama nyawa masih dikandung badan.
   Ketahuilah....
  Taubat yang sungguh-sungguh akan mendatangkan limpahan ampunan Allah atas dosa-dosa seorang hamba. Dosa yang makin hari kian bertambah banyak.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
   Dan didalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
udaraku yang berbuat dosa, jangalah kalian berputus asa terhadap rahmat Rabb mu karena pintu taubat itu senantiasa terbuka sampai matahari terbit dari arah barat.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
إن الله عز وجل يبسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار، ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل، حتى تطلع الشمس من مغربها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siag hari. Dan Allah Ta’ala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim).
    Sungguh begitu banyak orang yang dulunya buruk prilakunya, selalu berbuat kemungkaran, sehingga orang-orang memandangnya hina. Namun, kemudian ia bertaubat dan Allah pun memulihkan dirinya.
    Semoga kita mejadi hamba yang selalu bertaubat atas kesalahannya. Dan semoga kita menjadi hamba yang selalu terampuni dosa-dosanya.

Jumat, 26 Februari 2016

Tak Seindah Kampung Halaman

   Hidup di kota besar itu mengajarkan kita banyak hal. Membuat diri memiliki wawasan yang luas, serta menjadikan pikiran yang kerdil, sedikit demi sedikit mulai terbuka untuk menerima banyak hal.

   Banyak hal yang tak pernah terbayang ketika masih di kampung dulu, akan kita dapati di kota yang cukup megah. Jika di kampung orang hidup cukup sederhana, di kota malah mengajak  bahkan terkadang memaksa diri untuk ikut terbawa arus hidup yang serba wah.

    Kota adalah tempat bertemunya dua kasta manusia yang saling berdampingan, namun takkan bisa bersatu. Yang saya maksudkan adalah orang kaya dan orang miskin. Disini kita akan mendapati orang yang hidup senang dengan harta melimpah, sekaligus juga akan mendapati orang yang miskin papa yang tak punya apa-apa.

    Disamping gedung bertingkat atau apartemen mewah, tak jarang terdapat pemukiman kumuh yang begitu padat tak layak huni. Disitulah warga miskin melepas penat dari kesibukan mereka. Berada dirantai nurani paling bawah. Sementara yang kaya terbaring nyaman diatas sana dengan kasur super empuk dan nyaman.

    Jika di jalan kita bisa melihat mobil super sedan yang harganya tak bisa dikira-kira, disitu juga kadang kita dapati gerobak tua yang ditarik oleh bapak yang berpakaian kumal memakai topi khas pemulung untuk mengumpulkan plastik bekas atau barang-barang rongsokan yang masih bisa ditimbang untuk dijual.

   Di kota, khususnya Jakarta, kita juga akan disuguhi pemandangan anak-anak kecil yang seharusnya duduk belajar di kelas, malah membawa gitar kecil atau botol bekas yang mereka gunakan untuk mencari recehan dengan cara mengamen.

   Belum lagi para pengemis yang beragam tampilannya tak pernah sepi menghiasi trotoar jalan Jakarta.

   Betul-betul kehidupan yang kadang membuat hati meringis dan menjerit menahan pilu.

   Namun, ada hal yang patut kita acungkan jempol untuk mereka, yakni ketabahan yang tak kenal usang melekat didalam hati mereka.

   Eh, sampai lupa..  disini, mata juga akan melihat kemandirian yang sudah terbina sejak dini bagi mereka yang tak seberuntung orang lain. Banyak teman yang saya kenal sudah mulai mencari nafkah untuk membantu orang tuanya menyekolahkan adik-adiknya, sementara mereka baru lulus SMA. Sangat bertolak belakang dengan pemikiran anak-anak muda di kampung; masih bersandar kepada Orang tua padahal sudah hampir lulus kuliah. Sy pun juga begitu.

    Sebenarnya, masih banyak hal yang ingin saya tuliskan disini, tapi semoga saja tulisan yang singkat ini dapat membuat kita menjadi hamba yang senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki.
   

Tamasya Yang Berujung Penyesalan

Tersebutlah ada seorang lelaki yang bepergian bersama istri dan anak-anaknya. Di dalam perjalanan, ia melihat seorang laki-laki yang berdiri disamping jalan, dia kemudian menghentikan laju mobilnya dan menghampiri laki-laki tadi yang masih berdiri ditempatnya.
"Siapa engkau?" tanya sang suami pada laki-laki itu.
Dia berkata, "Aku adalah Harta.."
Sang suami kemuadian bertanya kepada istri dan anaknya, "Apakah kita mengajaknya untuk ikut bersama kita?"
Dengan serempak mereka semua menjawa, " Ya...... Dengan harta kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan dan juga membeli apapun yang kita mau."
Maka ikutlah Harta bersama meraka...
Mereka pun kembali melanjutkan perjalan sampai mereka kembali bertemu dengan laki-laki lain yang juga sedang berdiri di pinggir jalan. sang suami menepikan mobil yang mereka tumpangi untuk menghampiri laki-laki tersebuat.
Suami bertanya, "Siapa engkau?"
"Aku adalah kekuasaan dan kedudukan," jawab lelaki itu.
Sang suami kemuadian bertanya kepada istri dan anaknya, "Apakah kita mengajaknya untuk ikut bersama kita?"
Mereka semua menjawab dengan senang, "Ya... tentu saja, dengna kedudukan dan kekuasaan, kita dapat mengerjakan apapun dengan kehendak kita"
Maka ikutlah kedudukan bersama mereka...

Dan seperti inilah mereka; menemui banyak lelaki dalam perjalan mereka yang penuh dengan kesenangan dan kemegahan dunia. Sampai mereka bertemu dengan laki-laki lain, sang suami kembali menghampirinya lalu bertanya, "Siapa engkau?"
"Aku adalah Agama...." jawab laki-laki itu.
seaat sang suami terdiam sambil berfikir...
Walhasil, suami beserta istri dan anaknya sepakat untuk tidak mengikutkan Agama dalam perjalan mereka.
"Saat ini ia tidak cocok untuk ikut dalam perjalanan ini, kita butuh dunia dan segala kesenangannya, bukan Agama yang akan membuat kita lelah dengan aturan-aturannya, dia menekankan kita untuk shalat dan puasa. Dia juga akan membaut kita lelah dengan mengingatkan kita tentang haram dan halal. Itu semua pasti akan mengganggu kita. Mungkin kita akan mengajaknya lain kali saja" kata mereka sepakat.
Mereka pun meninggalkan Agama dan kembali menjalankan mobil untuk melanjutkan perjalanan. Namun, tiba-tiba mereka melihat palang peringatan untuk berhenti. Dan mereka melihat seorang lelaki yang memberi arahan kepada sang suami untuk segera turun dari mobil.

lelaki itu berkata, "Perjalanmu sudah cukup sampai disini, dan hendaknya engkau pergi bersamaku.
Sang suami hanya bisa mengikut sambil terheran dan diam tak berkata apapun.
"Apakah ikut bersamamu Agama?" tanya laki-laki itu.
"TIdak! aku telah meninggalkannya beberapa saat yang lalu. bolehkah aku kembali menjemputnya dan membawakannya untukmu?" Tanya sang suami.
Maka laki-laki itu berkata bahwa kamu tidak akan pernah bisa membwanya kemari. Perjalanan telah usai dan kembali lagi adalah sebuah kemustailan.
Sang suami menyanggah dengan berkata, "Akan tetapi aki punya Harta, Kedudukan, Istri, anak, dan ini dan itu......."
laki-laki itu menjawab, "Semua itu akan kau tinggalkan kecuali agama yang malah kau tinggalkan di perjalananmu tadi."
"Sebenarnya siapa kau ini?" tanya sang suami penuh keheranan.
laki-laki itu mnejawab,"Aku adalah kematian yang tak pernah kau ingat dan tak pernah kau menyiapkan suatu apapun untuknya."
Sang suami melihat ke mobil yang sekarang kemudi diambil alih oleh istrinya dan kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanan tanpa ada satupun oarng yang turun menemaninya.
========================================================================
  • Begitulah gambaran perjalan kita didunia ini, terkadang banyak diantara kita yang tenggelam dalam kelalaian dan lupa akan agama yang akan menjadi sahabat sejati mereka dialam kubur nanti.
  • Banyak orang yang baru menyadari pentingnya agama sesaat sebelum nyawanya meregang merasakan sakaratul maut.
  • Tak ada lagi penyesalan yang berarti ketika ajal suda datang menjemput.
  • Mari kita sama-sama senantiasa menjaga diri dan keluarga untuk selalu memperhatikan Agama.
  • Hikmah dari penciptaan manuisa adalah untuk menghambakan diri, bukan malah lalai menikmati kesenangan dunia yang tak ada harganya kecuali sangnat sedikit saja.

Kamis, 25 Februari 2016

Kesamaan mampu Menyatukan Langkah

Salahsatu kecenderungan manusia adalah berkumpul bersama orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Apakah itu kerana tujuan yang sama, misi yang sama, atau cita-cita yang sama.

    Hal itu dapat dilihat dari banyaknya komunitas atau perkumpulan yang dibentuk untuk mengumpulkan orang-orang dengan suatu kecenderungan yang sama; ada komunitas pencinta motor, pencinta alam, pencinta seni, bahkan komunitas pencinta biawak pun juga ada.

   Layaknya saudara, mereka saling berbagi dalam segala hal. Dan begitulah yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki kesamaan.

   Dan begitu jugalah yang saya rasakan dalam perkumpulan yang saya ikuti. Sebuah komunitas, tapi eh.. sebenarnya lebih tepat disebut "grup" kerana itu hanya sebuah grup Whatsapp yang dibentuk untuk kami yang ingin mengetahui cara menulis yang benar plus keren.

    Saling membangun, menyemangati, mengoreksi dan mengomentari adalah hal umum yang kami kerjakan dalam grup kami ini. meski penghubung hanya aplikasi Whatsapp saja, kami terlihat sangat akrab walupun antara anggota tak pernah bertatap muka.

   Tujuan yang samalah yang merangkai kami dalam satu ikatan, membuat kami dalam satu barisan untuk sama-sama meraih mimpi menggapai tujuan.

    ODOP (One Day One Post) disinilah kami...

  

Rabu, 24 Februari 2016

ODOP, Istiqomah dalam Menulis

    Pedang setajam apapun jika ditinggalkan dan tak diasah, iapun akan tumpul tak berharga. Sedang besi tumpul jika  terus menerus diasah dan ditempa akan menjadi pedang yang siap menebas apapun.

   Kira-kira begitulah perumpamaan potensi yang masing-masing dimiliki oleh kita; jika tak dikembangkan -meski potensi itu sangat besar- maka akan hilang tak berbekas juga. Sedangkan potensi sekecil apapun jika selalu dilatih dan dilatih, iapun akan menjadi sesuatu yang sangat berguna.

   Salahsatu potensi yang dimiliki oleh setiap orang adalah ia memiliki kecenderungan untuk memberikan manfaat kepada orang lain, bagaimanapun caranya.

   Ada yang mewujudkan potensi itu dengan memberi bantuan berupa materi, juga berupa nasehat dengan ucapan, serta tulisan yang dapat dibaca banyak orang, Dll.

   Dulu, tak pernah ku bermimpi untuk memilih jalan agar menjadi seorang penulis. Namun setelah melihat potensi itu adalah dalam diri  (ini kepedean atau kegeeran) maka segera mengasahnya adalah sebuah langkah yang paling bagus.

    Dan sekitar dua  bulan yang lalu, saya ikut serta dalam program ODOP (One Day One Post) yang diprakarsai oleh Bang Syaiha. Program tulis-menulis ini melatih para pemula agar terbiasa dan konsisten dalam menulis. Dalam kegiatan ini, paserta wajib menulis (apapun) lalu kemudian dipublikasikan ke medsos.

    Dari program yang sangat bermanfaat ini, saya banyak mendapatkan pengetahuan tentang dunia kepenulisan. Bahkan bukan hanya itu, saya juga banyak bertemu teman-teman berbakat yang saya yakin kemudian hari mereka semua akan menjadi penulis hebat yang menginspirasi orang lain. Insyaallah.

   Mulai dari rutin menulis status sampai membuat blog agar tulisan lebih terasa, semua itu kudapatkan dari ODOP.

    Pokoknya, dengan adanya program semacam ini adalah sebuah langkah yang patut diambil oleh siapapun jika ia ingin mengasah kemampuan yang ia miliki. Terus berusaha serta tak pernah bosan untuk mengasa potensi diri adalah kunci kesuksesan. Eh, jangan lupa ikutkan doa.

Sabtu, 20 Februari 2016

Murah namun Dikejar, begitulah Dunia

  Makna keberhasilan jangan anda kerdilkan dengan memaknainya hanya sebatas "kesuksesan meraih materi".

   Itu terlihat sedikit hina, bahkan itu seperti seorang miskin yang setiap hari ia hanya berfikir bagaimana caranya menjadi ORANG KAYA, bukan berfikir bagaimana caranya menikmati hidup. Padahal ia bisa menikmati hidup dengan keadaannya yang miskin tanpa harus kaya terlebih dahulu.

    Obsesi anda terlalu jauh mengharap dunia, yang hal ini dapat menjadikan anda sebagai penjilat dunia yang bersedia melakukan apa saja demi meraih apa yang ia inginkan.

    "Adakah yang bersedia membeli potongan telinga dari bangkai kambing yang telah membusuk?" Ini adalah pertanyaan Rasulullah kepada para sahabatnya ketika beliau mempermisalkan dunia dimata agama.

   Dan tentu anda akan menjawab dengan yakin bahwa tak ada orang yang akan membelinya. Begitulah perumpamaan dunia, hanya seharga potongan telinga dari bangkai kambing.

  Bahkan Rasulullah juga mengatakan bahwa dunia tak lebih dari berharga dari "sehelai sayap nyamuk". Sungguh murah bukan?

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)

   Namun sayang beribu sayang, anda malah mengejar mati-matian potongan telinga bangkai kambing itu...  sungguh akal yang tak terpakai.

    Sadarlah wahai diri, dunia yang dibisikkan hawa nafsumu adalah hal yang melalaikan dan bisa membinasakan. Sedang dia menjauhkan mu dari kenikmatan tiada tara tiada ujung (Syurga).

  Namun meski demikian, dunia juga dapat membawa anda kepada keridhaan-Nya jika dunia itu anda jadikan sebagai kereta yang mengantarkan penumpangnya sampai ujung rel perlintasan hidup.

   Arungilah dunia ini bagai seorang musafir yang hanya singga sementara waktu untuk beristirahat, setelah itu, dia kembali melanjutkan perjalanannya.

   --------------

Anda adalah diriku... dan ini adalah bisikanku untuknya.

(Gambar. Muslim.Or.id )

Islam diwajah Indonesia


    Siapa sih, yang tidak tahu bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk mulislim nomer wahid di dunia. Sekitar 85% penduduk indonesia beragama Islam, bahkan dahulu penduduk muslimnya mencapai 95% lebih.

    Mungkin orang islam di negara lain akan berfikir bahwa indonesia adalah negara yang sangat agamis,  tunduk patuh menjalankan agamanya dan sebagainya. Mereka akan membayangkan betapa Indonesia adalah negara yang islamnya sangat kental dan terasa penerapan hukum (syariatnya). Namun, ternyata semua itu hampir bertolak belakang dengan apa yang mereka pikirkan.

   Pernah suatu ketika, seorang Syaikh (Panggilan kemuliaan untuk orang arab atas ilmu mereka) datang berkunjung ke Indonesia. Beliau ditemani oleh salah seorang ustadz yang menjadi pemandu beliau. 

   Setelah keluar dari bandara, Syaikh itu terlihat memperhatikan tiket pesawatnya dengan raut muka yang terlihat bingung. Melihat syaikh yang ia temani terlihat aneh sambil membolak balik tiketnya, sang ustadz  langsung bertanya,

"Ada apa dengan Anda ya, Syaikh?"

   Syaikh itu menjawab, "Aku ragu kalau ini adalah Indonesia, mungkin kita salah naik pesawat sehingga mendarat di negara lain.
Ini tidak terlihat seperti indonesia! Aku melihat banyak wanita yang berpakaian tak sopan dan terkesan tidak ada nuansa islamnya, sangat beda dengan apa yang aku bayangkan."

"Kita tidak salah naik pesawat maupun salah mendarat, ini memang indonesia ya,, syaikh." Jawab ustadz itu sambil tersenyum penuh makna dengan kejadian ini.

   Begini sedikit potret tentang bayangan orang lain akan negri kita tercinta.

   Kalau kita ingin perhatikan, memang indonesia tak seharusnya berwajah kusut seperti sekarang ini; banyak orang mengaku islam namun tak sedikitpun islam itu terlihat pada dirinya.

   Banyak kaum muslimin yang masih terlalu cuek dan enggan untuk mendalami islam serta menanamkan nilai-nilai islam dalam kehidupannya. Kebanyakan mereka hanya menganggap islam sebagai ibadah seremonial saja, tak lebih dari itu.

   Padahal islam adalah gaya hidup, cara berfikir, serta tuntutan yang mengarahkan pemeluknya untuk mengabdikan dirinya dalam setiap waktu. Dan memang islam telah mengajarkan semua itu dalam Al-Quran dan Sunnah Baginda Muhammad Sallallahu alai wasallam.

____________________
____________________
  

  Mari tanamkan dalam hati bahwa kita harus bangga dengan menjadi seorang "muslim". Kita harusnya merasa bersyukur menjadi manusia yang Allah berikan nikmat yang begitu besar (islam). Dan mari kita katakan, "Saksikanlah! Aku adalah seorang MUSLIM."
  

Kamis, 18 Februari 2016

Kehebatan Para Pemilik Pena

   Ku ajak diriku sedikit merenung tentang kehebatan para pemilik pena, dan ternyata ku dapati mereka adalah orang-orang yang sangat cermat dalam memilih, teliti dalam menempatkan, dan sangat lihai dalam merangkai.

  Bagaimana tidak, Jika cerita yang mereka tulis, seakan cerita itu menjadi nyata didepan mata. Jika nasehat, maka ia akan sangat berkesan dalam hati bagai tetesan-tetesan air yang kembali menghijaukan tanah kering nan gersang. Jika sebuah sya'i, maka ia akan terasa bagai angin sepoi yang lembut menyapa jiwa. Oh, sungguh indah.

   Tak heran jika  akhirnya banyak orang yang terketuk pintu hatinya dengan sebuah untaian indah yang ia baca dari apa yang mereka abadikan dengan tinta emas didalam karya-karya mereka.

   Begitulah para pemilik pena itu menginspirasi untuk menyemangati, menasehati untuk kebaikan diri, dan mengajarkan untuk memajukan.

   Kenalilah mereka: Ibnu Al jauzi, Ibnu Qayyim Al jauziyah, Ibnu Ghazali, Imam Adz Dzahabi, dan para pemilik pena lainnya yang takkan habis kita sebutkan didalam  tulisan pendek ini. Mereka adalah beberapa diantara pemilik pena yang telah menuliskan karya yang begitu hebat.

  Dan tak menutup kemungkinan kita dapat melanjutkan apa yang telah mereka berikan untuk kemajuan ummat ini. Tinggal kita selalu menjaga kebeningan niat hati  agar apa yang sedang kita usahakan selalu mendapatkan ridha-Nya.

  
  

Selasa, 16 Februari 2016

Nikmat yang Hambar tanpa Syukur

     Kadang nikmat yang kita rasakan terasa biasa-biasa saja, bahkan lebih parahnya lagi, nikmat itu sampai terasa hambar tak berasa.

    Mungkin begitulah jadinya ketika rasa syukur tak pernah tumbuh diantara nikmat-nikmat tersebut. Jiwa yang tak memiliki rasa syukur, atau yang sedikit bersyukurnya akan selalu memandang kepada nikmat orang yang ia rasa lebih dari apa yang ia dapatkan.

  Tak pelak, semua nikmat yang ia pangku dalam hidupnya tak berasa sedikitpun. Hari-hari terlewatkan dengan keluh kesah serta bermuram durja, bahkan sampai galau tak kepayang.

   Ia tersibukkan oleh rasa dengki dan iri yang bercokol dalam dalam dadanya, sampai ia lupa bahwa betapa dirinya  memiliki banyak nikmat.

   Dunia yang begitu terhiasi dengan nikmat menjadi alam yang gelap tanpa setetes rasa nyaman yang memberi sedikit kesejukan bagi hidupnya. Begitulah jiwa yang tak berterimakasih kepada Rab yang menciptakannya.

   Padahal sudah jelas didalam Al Quran rumus untuk selalu mendapatkan nikmat yang bertambah; itu dengan banyak bersyukur atas nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita.

    "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, maka akan Aku tambah (nikmat) kepadamu. Tapi jika kamu mengingkari (nikmatku), sesungguhnya azabKu sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

    Semoga Allah menjadikan kita hamba yang selalu bersyukur atas karunia-Nya.

 

 

Senin, 15 Februari 2016

Kebaikan Besar Berawal Dari Yang Kecil

  Memberi manfaat itu tak harus langsung dalam jumlah yang banyak, tidak juga harus untuk orang banyak. Kita bisa memulai memberi manfaat yang kecil untuk satu atau dua orang. 

   Didalam islam sendiri, Rasulullah -Sallallahu alaihi wassalam- telah mengajarkan ummatnya untuk tidak menganggap remeh suatu kebaikan apapun. Beliau bersabda, "Janganlah kamu memandang remeh apapun dari kebaikan, meskipun kamu bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang tersenyum."

   Dalam hadits ini, banyak faedahnya yang dapat kita dulang dan menjadikannya perhiasan untuk kehidupan kita. Contohnya saja: ketika setiap dari kita (muslim) memberi senyum kepada muslim yang lain, maka betapa menyenangkan hari-hari yang akan kita lewati. Setiap bertemu dengan seseorang, kita pasti mendapat dia dalam keadaan tersenyum. Dan tentunya hal itu akan mendatangkan kenyamanan dan ketenangan dalam hati kita.

   Rasulullah pun pernah pernah bersabda, "Senyum mu untuk saudaramu adalah sebuah sedekah."

   Bukankah hadits ini sudah menambah nilai "plus" untuk sebuah senyuman?

   Begitu juga ketika setiap muslim rajin untuk bersedekah. Tidak usah banyak-banyak. Cukup seribu setiap hari. Sungguh kita akan mendapati banyak orang-orang miskin yang harinya menjadi lebih indah dengan kebaikan tersebut.

  Di hadits yang lain, Rasulullah -Sallallahu alaihi wassalam- juga pernah bersabda, " amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus berkesinambungan meskipun sedikit."

  Dari hadits ini, kita juga bisa mengetahui betapa berharga yang sedikit itu jika dibarengi dengan istiqomah (konsisten).

  Masih banyak hal-hal dalam islam yang mengajarkan ummatnya agar tetap bisa memberi manfaat  buat diri sendiri dan orang lain meskipun dari hal yang sederhana saja.

   Mari kita mulai tebar kebaikan semampu apa yang kita bisa. Yakinlah, kebaikan kecil yang dikerjakan terus menerus akan menjadi suatu hal yang sangat besar. Karena gunung pun sebenarnya adalah tumpukan krikil-krikil kecil.
 

Minggu, 14 Februari 2016

Wanita, Jauhi Parfum!

   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad.)

   Entah apa yang ada didalam benak perempuan jika mereka mendengar hadits ini. Rasulullah -Sallallahu alaihi wa sallam- secara langsung menyebut perempuan yang memakai "wewangian" sebagai pelacur.

  Pertanyaannya, sudikah kalian wahai saudariku mendapat julukan dari Rasulullah sebagai pelacur, hanya karena enggan untuk tidak memakai wewangian atau parfum? Atau kalian ingin -dengan ikhlas dan penuh cinta- meninggalkan wewangian itu sebagai wujud ketaatan kepada Rasulmu?

  Ketahuilah, kalian adalah makhluk paling menarik yang Allah ciptakan untuk para laki-laki. Tanpa menggunakan pernak-pernik apapun, kalian akan tetap terlihat menarik. Oleh karena itu, sudah menjadi hal yang wajar ketika didalam Al Quran dan begitu juga dalam Hadits, kalian diperintahkan untuk melindungi diri dengan cara menutup aurat kalian, serta menjaga jarak dari laki-laki yang bukan mahram.

   Semua itu bertujuan agar kehormatan kalian tetap terjaga. Lihatlah apa tang terjadi ketika banyak dari kaum hawa yang keluar rumah dengan pakaian "ala kadarnya"? Bukankah sudah banyak diantara mereka yang dilecehkan, bahkan direnggut kohormatannya sebab tak menjalankan apa yang dituntun agama.

  Jangan salahkan laki-laki jika yang menjadi pemantik timbulnya fitnah ditengah-tengah mereka adalah kalian sendiri.

Sabtu, 13 Februari 2016

Sejarah, Torehan Manusia Hebat yang Pernah Ada

   Kata seorang sejarawan, "Sejarah adalah kumpulan perjalanan hidup orang-orang hebat."
 
   Memang benar demikian. Kalau kita telisik perjalanan sejarah yang telah terabadikan diatas lembaran-lembaran kehidupan, maka kita akan temui perjuangan dan pengorbanan dari orang-orang hebat. Usaha yang begitu besar serta hasil yang begitu mengagumkan, membuat mereka begitu berhak untuk selalu dikenang dari masa ke masa.

   Nabi Musa sendiri telah menunjukkan keberaniannya didepan Fir'aun yang kesombongannya tak tertandingi sepanjang masa. Oleh karena itu, Allah mengabadikan kisahnya didalam Al Quran sebagai pelajaran yang sangat mengagumkan.

   Begitu juga Nabi Ibrahim, yang tanpa getar melawan raja yang begitu bengis. Dan ketika ia dilemparkan kedalam api yang dikatakan, ketika burung melintas diatas api tersebut niscaya burung itu akan jatuh kedalamnya, menandakan begitu besar api yang disiapkan untuk Nabi Ibrahim. Namun, apa yang Ia katakan tatkala malaikat Jibril datang menawarkan pertolongan? Nabi Ibrahim dengan penuh ketegaran hanya berkata, " “Cukuplah Allah bagiku, dan Dia sebaik-baik Pelindung.” (HR. al-Bukhari no. 4563 dari Ibnu ‘Abbas.

   Masih banyak kisah yang tertoreh dalam lembaran-lembaran sejarah yang mengandung begitu banyak mata air pelajaran bagi kita semua. Kisah nabi-nabi yang ada dalam Al Quran, serta kisah para sahabat nabi sekaligus kisah para panglima islam atau ulama' yang begitu menggugah hati atas kehebatan mereka dalam mengarungi perjalanan hidup ini. Sekarang semua itu telah menjadi sejarah yang takkan pernah terlupakan.

   Kitapun bisa membuat sejarah tersendiri untuk kehidupan kita. Hanya saja, semua itu butuh usaha yang tak kenal lelah dan ketegaran yang tak pernah sulut dan padam.

Jumat, 12 Februari 2016

Roda Takdir Akan Selalu Berputar

   Roda pedati kehidupan terus berputar diatas poros yang telah Allah Ta'ala gariskan dalam takdir. Mau atau tidak, rela maupun terpaksa, ketetapan tetap akan terjadi, kerana Allah lah yang berkehendak menggelindingkan roda itu kemanapun Dia kehendaki.

  Namun kehendak itu begitu adil dan bijaksana, kerana Dialah Yang Maha Adil dan Bijaksana. Peta kehidupan untuk tetap berdiri tegak diatas poros pun Allah telah turunkan melalui Kekasih-Nya -shallahu alai wasallam. Tak hanya itu, Allah juga telah membekali diri manusia dengan hati dan akal agar dengannya, ia bisa memilah dan menimbang antara yang baik dan buruk, serta dapat memahami keagungan ciptaan Allah Ta'ala yang begitu sempurna. Sehingga dengan itu, kita dapat sampai pada akhir poros yang tergariskan.

   Akhir dari perjalanan itu sendiri adalah "kebahagiaan ataukah kesengsaraan" tiada akhir, dan itu semua tergantung bagaimana kita memaksimalkan kesempatan yang telah ada ditangan kita sekarang ini. Surga atau neraka, hanya itu pilihannya. Selanjutnya semua tergantung kita, apakah tetap tegar diatas poros yang diridhoinya ataukah malah memilih melenceng darinya untuk mencicipi dunia yang hina ini.

Kamis, 11 Februari 2016

LGBT Fitnah Akhir Zaman

   Fitnah takkan pernah berhenti menghiasi akhir zaman ini. Ketika fitnah yang satu redup, maka pasti akan timbul fitnah lainnya.

   Sekarang kita semua dirisaukan dengan munculnya segolongan manusia yang mempunyai akal yang sakit . Mereka tanpa malu -bahkan bangga- mengakui bahwa mereka mencintai sesama jenis.

   LGBT, begitulah mereka dinamakan.

    Saya yakin, kita semua pasti mengetahui kisah kaum Nabi Luth yang telah Allah binasakan dengan adzab yang sangat pedih; mereka dijungkirbalikkan bersama apa-apa yang mereka miliki. Semuanya hancur tak berbekas.

   Apa sebabnya?

   Sebabnya adalah karena mereka melakukan hal yang sama persis dilakukan oleh orang-orang yang menamai kelompoknya LGBT. Ya, mereka kawin dengan sesama jenis dan pada akhirnya Allah membinasakan mereka seluruhnya.

   

Rabu, 10 Februari 2016

Makanan Untuk Jasad dan Ruh

  Ruh dan jasad adalah dua hal yang Allah ciptakan dari unsur yang berbeda. Allah menciptakan jasad  dari tanah dan menciptakan ruh dengan tiupan-Nya.

   Jika kita perhatikan, ternyata Allah Ta'ala juga telah menciptakan makanan untuk jasad kita dari unsur yang sama. Tumbuhan dan daging yang kita makan, semuanya berasal dari unsur yang sama yaitu tanah. Begitupun ketika manusia telah mati, maka dia akan kembali menyatu dengan tanah.

    Adapun ruh, Allah menciptakannya dari tiupan, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran surat Al Hijr ayat 29, "Maka ketika Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-ku ke dalamnya maka tunduklah kamu kepadanya dengan sujud."
 
    Pun Allah Ta'ala juga telah menciptakan makan bagi ruh dari hal-hal yang abstrak, seperti keyakinan kita kepada Allah dan juga berupa perkataan yang Allah turunkan dalam kitab-Nya. Dengan mengkonsumsi hal-hal diatas, akan menjadikan ruh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.
   
   Makanya sangat keliru jikalau ruh yang seharusnya menyantap nasehat atau dzikir sebagai suplemen agar tetap sehat, malah diberi makan yang sumbernya dari tanah.
 
   Tak heran kalau banyak orang yang tinggal di rumah bak istana, punya mobil mewah, dan segala keperluan hidup sudah tersedia malah jauh dari rasa bahagia. Ia tak pernah tenang walau tidur diatas empuknya kasur mewah yang ia miliki. Juga tak pernah menikmati  lezatnya makanan yang terhidang diatas meja makannya.

   Semua hal itu terjadi lantaran ruhnya tak pernah mendapat gizi yang baik. Dia jauh dari Tuhannya, bahkan sangat jauh. Maka Tuhannya pun menjauh darinya. Allah -subhanahu wataala- berfirman: "Barang siapa yang enggan mengingat-Ku, maka baginya kehidupan yang sempit.."

    Kita harus sadar, menciptakan kebahagian adalah dengan melengkapi kebutuhan jasad dan terlebih lagi ruh. Ketika ada yang tak tercukupi dari salah satunya, pasti akan berdampak serius pada keadaan diri. Namun, mengedepankan suplemen untuk ruh tentu adalah hal yang lebih utama.

   Semoga kita menjadi hamba yang tercukupi makanan ruh dan jasadnya, sehingga kebahagian itu selalu menyertai.

   

Selasa, 09 Februari 2016

Kejahataan Mewarnai Negriku

   Ada satu hal yang tak banyak diperhatikan orang dalam dunia pemberitaan tanah air. Mungkin hal tersebut terjadi lantaran kurang perhatiannya masyarkat kita akan hal ini. Saya yakin kebanyakan dari kita setiap harinya menyiamak berita yang tersaji di media elektronik maupun media cetak. Kalau kita perhatikan, rata-rata berita yang disajikan oleh media-media mainstream ternyata lebih banyak tantang kejahatan.

   Apakah ini disengaja atau tidak? Tentunya ini adalah sebuah kesengajaan. Menjadikan kejahatan sebagai topik yang banyak diberitakan adalah sebuah langkah yang heboh untuk menarik minat masyarakat agar mengkonsumsi berita tersebut. Mungkin dalam masalah topik pemberitaan, "kejahata" menempati rangking awal untuk berita ter-favorit. Dan tentunya ini akan menjadi pundi-pundi materi untuk para pengelola media.

    Adapun dampak yang terjadi akibat berlangusngnya hal ini dalam waktu yang lama, tentunya akan berdampak pada masyarakat sendiri. Lambat laun mereka akan kebal dan kurang respect lagi terhadap pelbagai tindak kejahatan yang terjadi di sekitar mereka. 

   Kadang-kadang saya geleng-geleng kepala meliahat para aparat yang malah meminta tersangka pencurian untuk mempraktekkan trik yang mereka gunakan dalam setiap aksinya. Mungkin tidak ada salahnya kalau si tersangka mempraktekkannya di depan para polisi saja, tapi kalau sampai hal itu delakukan  dididepan para wartawan, maka sudah dipastikan bahwa banyak orang yang akan melihat trik itu dan bisa saja meraka malah mempraktekkannya.
   
   Bagaimana jadinya ketika setiap aksi kejahatan dipublikasikan ke masyarakat luas, kemudian diantara mereka malah menjadikan berita tersebut sebagai panduan atau tambahan ilmu untuk melakukan aksi yang sama? Bukankah hal itu  malah menjadikan kriminalitas di tanah air ini semakin runyam?

    DItambah acara berita yang tersiar belakangan ini, lebih sering condong memberitakan kepentingan perorangan dan terlihat sudah tak objektif lagi. Ibaratnya, "siapa yang pegang modal,dia yang bisa berbicara sepuasnya." Semua orang yang berkepentingan bisa saja dengan mudah memberitakan sesuatu sesuai kehendaknya.

   Sebenarnya banyak hal yang mesti kita rubah dari sajian berita yang sejatinya lebih banyak mendatangkan keburukan ketimbang sebuah kemaslahatan. Terlebih lagi ketika seolah-olah islam dalam dunia berita selalu dikambing hitamkan. akibatnya, terbentuk pola pikir ditangah masyarakat yang  tak suka dengan kelompok yang telah diberiatakan secara miring oleh media. Oleh media, orang-orang yang berjenggot, celana diatas mata kaki, dan muslimah yang bercadar tak jarang diidentikkan dengan kelompok teroris. Padahal mereka inilah orang yang dekat dengan islam dan islam sangat berlepas diri dari hal-hal yang berbau teror. 

   Mari menjadi orang yang pintar dalam mengkonsumsi berita. Berita ibarat makanan yang tak semuanya baik untuk dimakan, ada saja dinataranya yang mengandung racun atau hal yang tak baik buat badan.

    

Senin, 08 Februari 2016

Valentine day's bukan bukti cinta

    Bulan februari selalu diwarnai dengan perayaan hari "kasih sayang" yang dinamakan Valentine day's. Banyak muda-mudi yang ikut andil merayakan hari ini meski mereka pun banyak yang tak tahu-menahu perihal asal-usul dari perayaan ini.

   Ketika kita tilik lebih dalam tentang hari ini, maka akan kita dapatkan kenyataan yang mencengangkan. Ternyata asal-muasal dari valentine days sendiri adalah perayaan yang diadakan untuk mengenang kisah cinta dari salah seorang pastor yang mati mengalami penyiksaan akibat suatu hal yang tak terpuji.

   Namun, ada juga yang mengatakan bahwa perayaan ini adalah perayaan yang diadopsi dari keyakinan kuno romawi. Dikatakan bahwa sejak dahulu orang-orang romawi telah rutin mengadakan acara di pertengahan bulan januari dan februari untuk mengenang acara pernikahan dewa dan dewi yang mereka agungkan.

    Terlepas dari semua itu, apapun latar belakang dari acara ini, maka akan tetap haram bagi seorang muslim untuk mengikutinya. Apalagi ternyata ini telah menyangkut masalah keyakinan.

    Orang kristen memang mengimani hari ini sebagai hari penuh kasih sayang. Namun -sayang sekali- banyak dari muda-mudi islam yang menganggapnya sebagai trend yang patut dikuti. Sehingga tak heran kalau di negeri yang berpenduduk muslim terbesar di dunia malah diikuti banyak orang.
    Rasulullah sendiri telah melarang kita untuk meniru adat dan budaya kaum kafir. Beliau bersabda: "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut." (Al-hadits).Dengan demikian, mari kita tinggalkan perayaan apapun yang tak Beliau contohkan. Hari raya kita hanya idul adha dan idul fitri, dan cukuplah itu yang kita rayakan.

Sabtu, 06 Februari 2016

Berawal dari pandangan

   Dari pandangan, ditambah senyuman, lalu diawali dengan sapaan, berlanjut perbincangan, terus janjian, akhirnya ketemuan.

    Semuanya diawali oleh "Pandangan". Rasulullah bersabda: "Pandangan adalah panah dari panah-iblis" Al-Hadits. Disetiap pandangan, setan selalu mencari celah agar bisa menjadikan si pemilik pandangan ketagihan untuk tak segan lagi menatap lama segala hal yang dibidik matanya.

   Banyak hubungan luar nikah (pacaran) yang awalnya cuman sekedar curui pandangan sama si dia. Dan akhirnya, terjalinlah sebuah status tak resmi antara anak adam. Begitupun yang terjadi pada banyak suami istri yang akhirnya tumbuh dan mekar hubungan diantara mereka dengan laki-laki dan perempuan lain. Waliyadzubillah.

    Semoga kita selalu diberi rahmat dan taufiq-Nya agar bisa menjaga pandangan dan diri kita dari hal-hal yang hina.

   "Katakan kepada orang-orang mukmin untuk menundukkan pandangan mereka"

Tak lagi ada kata mustahil

    Sering kita mendengar banyak orang yang mengibaratkan suatu hal yang mustahil dengan berkata, "Bagai mencari jarum ditumpukan jerami." Namun, agaknya ibarat ini sudah harus diganti dan dicarikan ibarat yang lebih tepat.

    Kenapa bisa demikian?

   Pasalnya, seorang laki-laki berkewarganegaraan Italia telah mematahkan hal tersebut. Dia mampu untuk mencari jarum dalam tumpukan jerami, meski tak dipungkiri hal itu membutuhkan waktu yang tak sedikit.

    Laki-laki itu telah menghabiskan waktu selama dua hari sampai ia berhasil menemukan jarum tersebut. Hebat nian orang ini.

    Memang terlihat sedikit konyol, tapi setidaknya apa yang  ia lakukan telah memberikan kita sedikit pelajaran bahwa tidak ada hal yang mustahil di dunia ini. Selama ada kemauan, pasti kita dapat mencapai tujuan tersebut.

    "Berhenti beralasan dan segera memulai."

Kamis, 04 Februari 2016

Kampusku beda

   Tak pernah terbayang sebelumnya, bahwa diri ini betul-betul akan duduk di kampus yang sudah kuimpikan semenjak duduk di bangku SMP dulu. Kampus yang begitu luar biasa di mataku, meski -sebenarnya- kampus ini hanya menyediakan program S1 untuk Jurusan Syariah saja, adapun jurusan yang lain hanya sampai D2 saja, Itupun hanya dua jurusan; ekonomi syariah dan diplom amm (gak tau apa bhs indonesianya).

    Pas duduk dibangku SMA, rasanya aku semakin berambisi untuk bisa masuk di kampus ini. Segala sesuatupun ku persiapkan, apalagi setelah ku tahu bahwa ternyata persaingan untuk lulus tes masuk cukup sulit.

    Oh iya, sebelumnya ingin aku katakan bahwa kampus kami ini tidaklah terkenal dikalangan masyarakat umum. Meski letaknya di Jakarta selatan, ternyata masih banyak juga yang tidak tahu menahu tentang kampus kami sama sekali. Kasihannya.

    Tapi jangan salah sangka dulu, meski tak seterkenal kampus besar seperti "UI" di Depok atau ITB di Bandung, atau kampus besar lainnya, harus kalian tahu bahwa kampus kami ini sangat terkenal dikalangan anak pesantren. Bisa dipastikan anak pesantren dari sabang sampai merauke tahu kampus ini. Hehehe, berlebihan dikit gak apa2 kan!

      Setelah lulus SMA, kupersiapkan segalanya untuk segera melancong ke kota yang semenjak SD hanya bisa terlihat dari balik layar kaca, yah, kota Jakarta. Untung pas ujian SMA, ada teman yang kebetulan tinggal di derah Depok. Jadinya pas berangkat ke jakarta, sudah ada orang yang bisa jemput dan sekaligus bisa menyediakan tempat untuk bermalam sementara waktu.

     Walhasil, setelah mendaftar dan mengikuti tes masuk -alhamdulillah- lulus juga. Padahal pendaftar cukup banyak. Dari 700 peserta ujian, hanya 300 yang diterima, cukup banyak bukan?

   Perlu teman tahu kalau program S1 jurusan Syariah di kampus ini harus ditempuh selama 7 tahun. Hebat, kan? Kalau dihitung-hitung, kuliah tujuh tahun di kampus lain sudah bisa sampai S3. Di kampus kami, setiap mahasiswa yang ingin mengambil jurusan syariah harus mengikuti program bahas selama dua tahun, lalu saru tahun untuk program pra kuliah. Setelah itu barulah program perkuliahan dimulai. Makanya dengan begitu setiap kami harus menghbiskan 7 tahun untuk sampai dapat meraih gelar sarjana.

    Eh,Hampir lupa,di kampus, kami diwajibkan berbahasa arab. Itu wajib! Bahasa pengantar kuliah pun juga memakai bahasa arab. Itulah sebabnya diadakan program persiapan bahasa agar bahasa arabnya lebih mantap pas masuk kuliah syariah nanti.

    Dosen kami juga kebanyakan orang arab, ada yang dari mesir, sudah, dan saudi. Sebagai dari mereka adalah dosen yang diutus secara resmi oleh kerajaan arab saudi untuk menjadi dosen di kampus kami.

   Bersambung....
   

Suami 'tanpa' pengertian


    Kisah ini adalah gambaran kecil dari keadaan yang sering terjadi dalam rumah tangga kebanyakan orang. Silahkan dibaca, semoga bermanfaat dan bisa memetik faedah yang ada. Apalagi bagi para suami yang terkadang kering dengan "rasa pengertian", dan juga untuk kaum jomblo yang akan menjadi seorang suami nantinya. 

    berikuit kisahnya.....

    Tersebutlah disana ada seorang suami istri yang baru saja menikah. Sang suami ini sangat menyukai telur sebagai menu sarapnya. Unutngnya, Allah mengaruniakan kepadanya seorang istri shalehah yang selalu melayani dan memenuhi kemauannya. Istrinya juga telah berjanji pada awal pernikahan mereka untuk tidak menyiapkan sarapan pagi, kecuali disana juga telah terhidang sepiring telur.

   Karena takut suaminya bosan sarapan dengan telur setiap hari, si istri berinisiatif untuk menyiapkan telur goreng sebagai menu sarapan hari ini dan telur rebus untuk hari esoknya lagi. Dan dia sangat yakin bahwa dengan cara ini dia akan menyenangkan suaminya. Namun apa yang terjadi? Ternyata angin berhembus tak sejalan dengan arah kapal.   Ketika si istri menyiapkan untuk suaminya sarpan dengan lauk telur rebus, suaminya malah mencela dan mengumpat sambil berkata bahwa hari ini dia ingin  telur goreng. Dan ketika si istri -yang malang ini- menyiapkan sarapan dengan telur goreng, suaminya malah kembali mencaci dan memaki istrinya sambil berkata bahwa dia hari ini ingin telur rebus.

    Si istri-yang sabar ini- sangat ambisius untuk mendapatkan ridha suaminya. Dia mulai berfikir dan mencari cara agar masalah yang sering terjadi saat sarpan, dapat segera terselesaikan. Walhasil, dengan kecerdasanya ia mendapatkan ide. Dia berkata pada dirinya: " aku telah mendapatkan solusinya... aku telah mendapatkan solusinya."

    Keesokan harinya, dia segera bangun dan menyiapkan sarapan untuk suaminya. Berbeda dengan hari-hari sebelunya, sekarang ia menyiapkan dua piring yang berisi telur goreng dan telur rebus. Dia sangat yakin bahwa kali ini ia akan berhasil meraih ridha suaminya. Namun sekali lagi, "Hembusan angin masih tak searah dengan laju kapal." Suaminya malah bertambah emosinya, "Kamu sama sekali tidak mengerti... kamu goblok..." dan masih banyak kata-kata umpatan yang keluar dari mulut sang suami menendakan bahwa ia begitu marah kepada istrinya. 

   Adapun dengan si istri, ia hanya terdiam melihat suaminya  sambil mendengar apa sebab suaminya malah bertambah marah. Sang suami melihat istrinya sambil berkata: "Apakah kamu tidak mengerti? Sebenarnya teliur yang ingin aku makan dengan cara digoreng, malah kamu masak dan telur yang ingin aku makan dengan cara dimasak, malah kamu goreng. musibah apa ini."

=============
  •     Memang ini adalah sebuah musibah.
  • Sebagian orang keras kepala dan semena-mena dengan pendapatnya sendiri, padahal bisa jadi pendapatnya itu salah sehingga membuatnya kehilangan cinta dan rasa hormat dari orang dekatnya.
  •    Jadilah orang yang selalu bersyukur dan berterimakasih kepada orang yang telah menempuh banyak cara agar kamu senang.
  •   Dalam sebuah riwayat, Aisyah radiyallahu anha berkata: "Suatu hari Rasulullah datang menemuiku lalu ia berkata: apakah engkau punya seuatu (maksudnya makanan yang bisa dimakan)? lalu aku menjawab: Tidak ada wahai Rasulullah, Beliau lantas menjawab; kalau begitu aku berpuasa."
  •    Sungguh beliau tidak pernah memaksakan kehendak dan tidak pula membebani para istrinya melebihi batas kemampuan mereka. Beginilah Yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah sallahu alaihi wa sallam.

Selasa, 02 Februari 2016

Kebaikan, pohon yang terus berbuah

      Menulis adalah merupakan salahsatu kebaikan yang akan terus menerus berbuah tanpa henti. Dan buahnya dapat dipetik siapa saja yang mendapatkannya.
  
    Banyak orang yang telah membuktikannya, mereka -dengan tulus ikhlas- menuangkan apa yang mereka anggap baik buat dirinya dan orang lain. Sehingga apa yang terjadi? Ternyata setelah berlalu masa yg begitu panjang, namun apa yang mereka tuliskan masih saja bermanfaat bagi orang lain.

     Teringat salah satu dosen saya -beliau mengajarkan mata kuliah bagaimana cara menulis karya ilmiah- berkata: "Belajarlah menulis! kalian yang sudah duduk dibangku kuliah, tentu sudah memiliki cukup ilmu untuk kalian tuangkan dalam sebuah tulisan. Tidak perlu panjang-panjang, satu atau dua lembar saja sudah cukup." Begitu kata beliau.

     Lalu sesaat kemudian, beliau kembali berkata, "Saya pernah mengenal orang yang menulis buku kecil yang mungkin dia tidak pernah membayangkan bahwa apa yang ia tuliskan dalam buku itu, kelak akan sampai di eropa, amerika, jerman dan bahkan di negara-negara asia tenggara. Buku yang dia tulis adalah Husnul Muslim, buku kecil yang berisi doa-doa sehari bagi seorang muslim, itu saja."

     Bisa kita bayangkan, betapa banyak kebaikan yang telah didapat orang itu dengan menuliskan sesuatu yang bermanfaat. Tentunya kita semua juga memiliki kesempatan seperti itu, tinggal bagaimana caranya kita berusaha untuk mempersembahkan apa yang kita mampu dengan penuh keikhlasan.

   

Senin, 01 Februari 2016

Kuliah di Jakarta rasa nano-nano

    Pagi hari adalah waktu yang tidak pernah memberikan saya kesempa-tan untuk bersantai ria. Bagaimana mungkin diri ini bisa bersantai, sedang pagi paling lambat jam 06.20 jiwa harus kembali kuajak bersabar melewati macetnya jalanan jakarta demi sampai ke kampus tercinta tepat waktu pada jam 07.00

   Terlambat sedikit saja bisa beresiko tinggi untuk masuk kelas sementara dosen sudah duduk nyaman di kursi kebesarannya. Memang kebanyakan dosen masih memperbolehkan mahasiswa yang terlambat datang untuk tetap mengikuti proses perkuliahan, namun tetap saja rasa tidak enak itu selalu menyelinap dalam dada.

   Saya tidak tahu apakah ada jalan yang lebih macet dari jalan-jalan jakarta. Kendaraan yang penuh sesak setiap hari selalu memenuhi jalanan Jakarta, dari mobil yang beragam modelnya sampai motor yang juga demikian.

    Pernah suatu hari, tepatnya hari ketiga setelah kampus kembali aktif pasca liburan semester ganjil kemarin, saya terlambat di jam pertama. Karena melihat waktu yang sudah menunjukkan jam 07.20, maka ku urangkan niat untuk masuk di jam pertama ini. Bukan karena malas, lebih tepatnya karena tak mau malu terlambat 20 menit setelah dosen sudah masuk.

   Walhasil, saya baru bisa masuk di jam kedua. Namun malang nian nasibku. Dosen yang masuk malah memperhatikan daftar hadir mahasiswa dan mendapati saya tidak masuk di hari pertama kuliah, plus tidak masuk pada jam pertama tadi. Akhirnya si dosen yang perhatian ini memberikan nasehat renyah yang menggugah diri agar kembali semangat dan tidak terlambat lagi.

Desas desus LGBT

   Resah rasanya ketika melihat media yang akhir-akhir ini dipenuhi dengan berita "munculnya kaum LGBT" ke permukaan. Mereka tak lagi bersembunyi atau malu dengan penyimpangan yang mereka alami. Di twiiter misalnya, mereka membaut perkumpulan yang sudah memiliki follwer samapi 3000an orang. Belum di fb, tercatat bahwa kurang lebih 800 ribu akun terang-terangan mengaku bahwa mereka adalah Homo. Dan parahnya, mereka-meraka ini adalah pelajar yang masih duduk di bangku SMP. Jadi belum lagi anak kuliah dan yang bukan pelajar, mungkin jumlah mereka lebih banyak lagi. Subhanallah.
    Sebelumnya, Republika sendiri telah membuat kabar yang mencengangkan. Pasalnya,di Universitas Indonesia sendiri telah terbentuk organisasi yang menampung para homo, lesbi, dan yang memiliki penyimpangan seks lainnya (LGBT). Dan dikabarkan bahwa organisasi ini sudah lumayan besar, bahkan menyamai organisasi Mapala. dan sampai sekarang, mereka masih terus berupaya untuk menggalang dukungan agar organisasi mereka betambah besar. Wal iyadzu billah.
   Ini adalah salah satu masalah besar yang sedang kita alami. Dan sudah menjadi kewajiban bersama untuk mengatasinya. Namun yang paling berkewajiban disini adalah pemerintah, kerena tidak menutup kemungkinan terjadinya hal ini disebabkan kurangnya kepedulian pemerintah akan masalah ini. Api yang kecil akan segera membesar ketika dibiarkan begitu saja. Seharusnya segera diadakan langkah khusus untuk mengatasi maslah ini agar tidak semakin membesar.
   Jangan selalu kedepankan "HAM" pada hal yang keji seperti ini. Bukankah setiap orng memiliki hak unutk hidup dalam lingkungnan yang bersih? bukan lingkungna yang kotor dengan ulah manusia yang berprilaku lebih rendah dari binantang.
   Apa jadinya negeri yang berpenduduk islam terbesar didunia kalau nantinya akan kena adzab dikarnakan perbuatan keji mereka yang sedang asyik dalam penyimpangan?