Pagi hari adalah waktu yang tidak pernah memberikan saya kesempa-tan untuk bersantai ria. Bagaimana mungkin diri ini bisa bersantai, sedang pagi paling lambat jam 06.20 jiwa harus kembali kuajak bersabar melewati macetnya jalanan jakarta demi sampai ke kampus tercinta tepat waktu pada jam 07.00
Terlambat sedikit saja bisa beresiko tinggi untuk masuk kelas sementara dosen sudah duduk nyaman di kursi kebesarannya. Memang kebanyakan dosen masih memperbolehkan mahasiswa yang terlambat datang untuk tetap mengikuti proses perkuliahan, namun tetap saja rasa tidak enak itu selalu menyelinap dalam dada.
Saya tidak tahu apakah ada jalan yang lebih macet dari jalan-jalan jakarta. Kendaraan yang penuh sesak setiap hari selalu memenuhi jalanan Jakarta, dari mobil yang beragam modelnya sampai motor yang juga demikian.
Pernah suatu hari, tepatnya hari ketiga setelah kampus kembali aktif pasca liburan semester ganjil kemarin, saya terlambat di jam pertama. Karena melihat waktu yang sudah menunjukkan jam 07.20, maka ku urangkan niat untuk masuk di jam pertama ini. Bukan karena malas, lebih tepatnya karena tak mau malu terlambat 20 menit setelah dosen sudah masuk.
Walhasil, saya baru bisa masuk di jam kedua. Namun malang nian nasibku. Dosen yang masuk malah memperhatikan daftar hadir mahasiswa dan mendapati saya tidak masuk di hari pertama kuliah, plus tidak masuk pada jam pertama tadi. Akhirnya si dosen yang perhatian ini memberikan nasehat renyah yang menggugah diri agar kembali semangat dan tidak terlambat lagi.