Jumat, 10 Juni 2016

Ramadhan Ia Abaikan

Tatkala Allah Ta'ala memberi kita kesempatan yang tak pernah Dia berikan kepada umat-umat sebelumnya, banyak dari kita yang tak peduli...

Ketika Allah jelas-jelas mengatakan bahwa bulan ini Dia mengampuni dosa-dosa, melipatgandakan pahala, membuka pintu surga lebar-lebar, menutup pintu neraka serapat-rapatnya, serta setan-setan pun Dia belenggu, banyak diantara kita yang masih tidak peduli...

Seakan deretan hadits dan juga ayat-ayat yang menjelaskan betapa mulia bulan ini, sama sekali tak memberi kesan lebih sehingga mereka tidak peduli...

   "Sekedar rutinitas tahunan saja," Begitu agaknya pikir mereka.

Berpuasa sebulan penuh; menahan diri dari lapar dan haus, hanya menjadi sebuah kewajiban yang cukup dilaksanakan tanpa ada tujuan yang ingin dicapai darinya. Begitu kebanyak cara berfikir kebanyakan dari kita yang sama sekali tak peduli dengan bulan agung ini.

Namun anehnya.... 

Ketika pusat-pusat perbelanjaan telah mengobral semurah-murahnya dagangan mereka, orang-orang yang tak peduli inilah yang paling pertama datang bertandang memborong semua yang hawa nafsunya inginkan. Dengan iming-iming diskon besar, begitu kuat dorongan hatinya untuk mendatangi tempat dimana ia bisa menghabiskan waktu puasanya dengan berbelanja sana sini. Benar-benar aneh pikirku.

Dan akhirnya...

Ketika hari yang fitri tiba, mereka adalah orang  yang terlihat paling bahagia. Mengapa? Karna bulan yang telah mengekang mereka dari makan dan minum telah pergi. "Ini adalah hari kebebasan...." Mungkin itulah hal yang ada dalam benak mereka.

Hari kemenangan bagi mereka, bukanlah kemengan hakiki. Bukan! kemenangan lebih tepat mereka tafsirkan sebagai hari kebebasan. Betul-betul miris.

#PenaPeradaban

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: