Jumat, 08 April 2016

Memilih Penjual Parfum atau Pandai Besi?

Islam sebagai agama yang sempurna, tentu telah mengatur segala hal dalam kehidupan para pengikutnya, termasuk bagaimana seorang muslim memilih teman atau sahabat. Islam menganjurkan untuk memilih teman yang baik prilakunya, baik cara berinteraksinya dan tentu yang menajuhkan dirinya dari perbuatan-perbuatan haram. 

Mengapa Agama yang mulia ini begitu memperhatikan masalah ini? Jawabannya adalah karena manusia itu cenderung menyesuaikan diri terhadap apa yang ada disekitarnya. Makanya tak heran kalau orang yang berteman dengan orang yang buruk lambat laun akan ikut terbawa oleh keburukan temannya. Begitu juga sebaliknya. 

Rasulullah -Shallallahu alaihi wasallam- sendiri telah mewanti-wanti kepada seluruh ummatnya agar berhati-hati dalam memilih kawan, sebab "agama seseorang itu" kata Rasulullah, "tergantung agama temannya, maka hendaknya salah seorang diantara kalian memperhatikan siapa yang ia jadikan teman." Dan banyak lagi riwayat yang menerangkan kepada kita begitu pentingnya bersikap cermat dalam berteman sebelum apa yang terjadi terhadap pemuda dalam kisah berikut ini juga menimpa kita... 

Dikisahkan bahwa ada sekelompok pemuda yang selalu berkumpul untuk melakukan perbuatan jahat, fasik, dan kemaksiatan. Sungguh mereka telah terbiasa melakukan berbagai kemungkaran seperti zina, minum miras, memakai obat-obatan dan berbagai keburukan lainnya. 

Dengan idzin Allah, salah seorang diantara mereka ada yang terketuk hatinya untuk bertaubat dan kembali ke jalan Rabnya dengan menjaga shalatnya serta selalu berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosanya. 

Suatu hari, ia memantapkan hatinya untuk menemui kawan-kawan lamanya dan mengajak mereka untuk bertaubat serta mengingatkan mereka akan adzab Allah yang begitu pedih. Dia berusaha menjelaskan kepada temannya bahwa kesenangan yang sering mereka kejar nikmatnya hanyalah sementara, sedang siksaan pedih di hari akhir sedang menanti. Iapun sangat berharap agar ada salah seorang diantara mereka yang bertaubat melalui tangannya.

Namun setelah teman-temannya tau tentang kabar dirinya yang telah bertaubat, ternyata mereka malah marah besar. Bahkan mereka bertekat takkan  bertaubat dan akan terus mengerjakan keburukan yang sudah menjadi rutinitas pemuda-pemuda itu.

Pemuda itupun sangat sedih melihat kondisi teman-temannya. Dengan kepala tertunduk ia keluar setelah mendengar penolahakan dari teman-temannya. Adapun kawan-kawannya, setelah ia keluar, ternyata mereka malah memikirkan cara agar bagaimana temanya yang telah taubat tadi, bisa kembali ikut bersama mereka dalam kemungkaran. Sungguh setan telah membutakan hati mereka dan memalingkan mereka dari cahaya iman.

Setelah berlalu beberapa hari dari pertemuan itu, hape si pemuda yang telah kembali merasakan manisnya iman terdengar berdering. Setelah ia angkat, ternyata salah seorang kawan lamanya yang menelpon.

 "Halo.... Bagaimana kabarmu?" kata temannya mengawali percakapan. 
Sebenatrnya ia tak mau menjawab telepon dari temannya itu setelah mereka menolak ajakannya kemarin. Namun karna ia penasaran apa gerangan yang membuat temannya  menelpon, akhirnya ia jawab:

"Alhamdulillah, Baik"

"Maaf, kami betul betul minta maaf atas apa yang telah kami katakan kepadamu. Setelah kami merenungkan apa yang kau sampaikan kemarin, rasanya kami ingin bertaubat dengan penuh ikhlas. Dan kami juga ingin mengajakmu bersafar bersama kami karna selah seorang teman kita ada yang ingin membeli mobil di negara tetangga. Lagian, keberadaanmu bersama kami akan menjauhkan kami dari mengulangi perbuatan mungkar yang sudah terbiasa kami lakukan. Kamu juga bisa senantiasa menasehati kami untuk selalu mengingat Allah... Pokoknya keberadaanmu bersama kami pasti sangat membantu!"

Sahabat kita yang satu ini sangat senang mendengar kabar bahwa kawan-kawanya juga telah bertaubat. Tapi sayang, ia sama sekali tidak tau tentang niat jahat mereka.

"Oke... saya siap ikut bersama kalian," Jawabnya mantap  "Tapi... kapan kita akan berangkat?" 

"Dalam waktu yang dekat..." Jawab temannya mengakhiri perbincangan mereka. 

Tibalah hari yang telah mereka sepakati. Sahabat kita yang sedang ditipu ini bersiap untuk pergi ke negara tujuan. Setelah tiba disana, teman-temanya menyewakan apatemen lalu mereka menyuruhnya untuk beristirahat disitu, adapun kawan-kawannya, mereka berkata bahwa ada beberapa keperluan yang akan mereka urus terlebih dahulu. Duduklah sahabat yang lugu ini di apartemen itu sendirian.

Di tempat lain, ternyata kawan-kawnanya malah pergi ke penginapan yang telah mereka sewa lebih awal. Disana, hampir segalah kemakisatan kembali mereka kerjakan. Setelah mereka sedikit merasa puas dengan kemaksiatan itu, dipanggillah salahseorang wanita panggilan lalu kemudian mereka suruh ke apartemen yang ditempati teman mereka yang lagi sendirian. Perempuan itu juga telah mereka iming-imingi imbalan yang besar jika ia mampu menggoda sahabat mereka itu.

Lihatlah bagaimana setan telah menjadikan indah segala kemaksiatan di mata mereka... Lihatlah bagaimana seten telah memalingkan mereka dari cahaya keimanan sehingga mereka sendiri tega menjerumuskan teman mereka -yang menginginkan kebaikan terhadap diri mereka- untuk kembali kepada keburukan.

Mereka pun pergi ke apartemen itu. setelah sampai, mereka memasukkan perempuan yang tadi mereka sewa dengan segala riasannya yang begitu menggoda, lalu ,mereka mengunci pintunya.

Dia (perempuan jalang) mulai merayunya untuk menenggak miras, lalu saat pemuda baik itu mabuk, jatuhlah ia kedalam kemaksiatan besar (zina) bersama perempuan suruhan kawan-kawannya. La hawla wala kuwwata illa billah.

Keesokan harinya, setelah semuanya terjadi, setan-setan dalam bentuk manusai ini menelpon wanita surhan mereka untuk mengetahui kabar temannya. Dan alangkah senangnya mereka ketika wanita itu berkata bahwa apa rencana mereka berhasil dan sahabat mereka sekarang sedang terlelap tidur.

Orang-orang bejat ini segera bergegas menuju apartemen temannya dengan perasaan yang begitu senang, bagiamana tidak, mereka telah berhasil untuk membawa teman mereka kembali kepada kemaksiatan dan zina...  Setelah tiba di apartemen, mereka segera masuk kedalam kamar ingin mengejek dan mempermalukan temannya itu. Sambil tertawa mereka mencoba membangunkannya, namun ia sama sekali tidak bergerak. Melihat itu, mereka pun menyibak selimut tidurnya dan ah.. ternyata ia sama sekali tidak berpakaian lagi. Tambahlah suara tawa mereka menjadi semakin keras. Namun semuanya berubah ketika sesaat kemudian mereka baru menyadari bahwa teman mereka yang malang ini telah MATI... Ya. dia telah  MATI.

Lihatlah betapa buruk akhir hidup saudara kita yang satu ini... Lihatlah perbuatan buruk teman-temannya yang telah menenggelamkannya kedasar keburukan.. sungguh mereka telah membawanya dari jalan kebaikan menuju kebinasaan.

"Permisalah teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi dapat memberimu minyak wangi atau kamu bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engakau tetap mendapan bau harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapat bau asap yang kurang sedap." HR. Bukhari dan Muslim.


"Sahabat yang buruk itu seperti nyamuk yang akan menghisap darahmu tanpa engkau ketahui, dan kamu baru merasa sakit setelah ia menghisap darahmu."




Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: